BSIP NTT menggelar Bimtek Perbenihan Tanaman Pangan Padi Terstandar Di Kabupaten Sumba Barat
Waikabubak, 06 Desember 2023 BSIP NTT menggelar Bimbingan Teknis Tanaman Padi Terstandar di Kabupaten Kabupaten Sumba Barat bertempat di Ruang Aula Hotel Manandang- Waikabubak, Sumba Barat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala BSIP NTT (Dr.Ir. Sophia Ratnawaty, M.Si), Anggota DPR RI Komisi IV Dapil II NTT (Bapak Yohanis F.Lema,S.IP,M.Si) bersama Tenaga Ahli, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Barat (Weru Radi Kaka Ora, SP), Pengawas Benih Tanaman Kabupaten Sumba Barat (Yohanis M. Malingara, S.P) , Narasumber dari UPBS BBPSI Padi (Celvia Roza,S.P), Penaggungjawab Kegiatan (Ir. Irianus Rejeki Rohi, M.Si) dan tim serta peserta Bimtek yang terdiri dari Penangkar Benih, Calon Penangkar Benih, Petani Bakal Calon Penangkar Benih dan Penyuluh Pertanian Lapangan Kabupaten Sumba Barat. Bimtek ini merupakan kerjasama BSIP NTT dengan anggota komisi IV DPR RI (Yohanis F. Lema, S.IP, M.Si)
Kegiatan Bimtek diawali laporan penanggungjawab kegiatan (Ir. Irianus Rejeki Rohi, M.Si) menyampaikan Kegiatan Bimbingan teknis tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada peserta dan menyebarluaskan informasi teknologi budidaya padi khususnya perbenihan tanaman pangan padi terstandar. Selanjutnya Kepala BSIP NTT (Dr. Ir. Sophia Ratnawaty, M.Si) dalam sambutannya menyampaikan tentang tugas dan fungsi kelembagaan BSIP-BPSIP NTT sesuai dengan perpres nomor 117 Tahun 2022 tentang Kementerian Pertanian dan Permentan nomor 13 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Lingkup BSIP serta urgensi kegiatan bimtek tersebut bagi peserta bimtek sehingga kedepannya memberi pengetahuan lebih kepada para petani sehingga dapat menjadi penangkar penyedia benih padi yang berstandar khususnya di Kabupaten Sumba Barat. Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Barat (Weru Radi Kaka Ora, SP) dalam sambutannya menyampaikan ketersediaan benih padi untuk Kabupaten Sumba Barat tidak mampu mencukupi kebutuhan benih petani sehingga sebagian diperoleh dari luar. Adanya bimtek tersebut beliau berharap petani penangkar benih padi dapat bertambah jumlahnya sehingga mampu menjadi penyadia benih yang berstandar untuk Kabupaten Sumba Barat.
Anggota DPR RI Komisi IV Dapil II NTT (Yohanis F.Lema,S.IP,M.Si) yang hadir secara virtual melalui meeting zoom menyampaikan selaku perwakilan rakyat di dewan, beliau memiliki tanggungjawab untuk menyampaikan aspirasi masyarakat khususnya peningkatan pertanian di Nusa Tenggara Timur melalui serap aspirasi masyarakat petani. Selanjutnya Pemaparan materi dari dua orang narasumber yang berkompeten dalam perbenihan padi terstandar yaitu Narasumber dari UPBS BBPSI Padi (Celvia Roza,S.P) dalam pemaparan materinya menyampaikan persyaratan dan ruang lingkup produksi benih, tahapan dan alur penyediaan benih yang mana kelas benih terdiri dari Breeder seeds/benih penjenis (BS), Foundation seeds/benih dasar (FS), Stock seeds/benih pokok (SS), Extension seeds/benih sebar (ES). Selain itu dijelaskan pula siklus produksi benih mulai dari pemilihan varietas, pengolahan tanah, irigasi dan drainase, pengelolaan tanaman, tahapan proses roguing yang membedakan produksi benih dengan produksi konsumsi, pengendalian gulma, panen, serta pasca panenbenih sampai pada pendistribusian benih. Selanjutnya narasumber Pengawas Benih Tanaman Kabupaten Sumba Barat (Yohanis M. Malingara, S.P) menyampaikan terkait Pengawasan peredaran dan proses sertifikasi benih padi , spesifikasi persyaratan mutu benih di lapangan serta spesifikasi persyaratan mutu benih pengujian di laboratorium. Selanjutnya dilakukan pula simulasi cara pemilihan benih.
Pada kegiatan bimtek ini, diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari penangkar benih, calon penangkar benih, petani bakal calon penangkar benih dan penyuluh pertanian lapangan Kabupaten Sumba Barat. Selain memperoleh pengetahuan terkait perbenihan padi terstandar, peserta juga menerima bantuan benih bersertifikat (varietas Inpari 32 , Varietas Inpago 13 Fortiz , Varietas Ciherang) sebanyak 10 kg dan Insektisida untuk perlakuan awal benih.