Wujud Kerja Nyata BSIP NTT dalam Sinergitas Atasi Darurat Pangan Indonesia
Darurat pangan nampaknya sudah terjadi di beberapa negara di dunia, dan hal ini mengancam ketersediaan pangan bagi penduduk di banyak negara, salah satunya Indonesia. Walaupun masih dalam skala kecil, pemerintah harus waspada agar Indonesia tidak terdampak darurat pangan secara signifikan. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Pertanian membuat langkah-langkah antisipasi. Amran Sulaiman yang saat ini menjadi Menteri Pertanian membuat langkah nyata, salah satunya yaitu Penambahan Areal Tanam (PAT) melalui pompanisasi, optimalisasi lahan rawa, dan pengembangan padi gogo.
Melalui inisiasi Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (BSIP-TP) sebagai penanggung jawab wilayah NTT, dilakukan Rapat Koordinasi Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan Provinsi NTT pada 4 April 2024 di ruang rapat Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Provinsi NTT. Rapat tersebut dihadiri langsung oleh Kepala BSIP-TP Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si, Kepala BSIP NTT Dr. Ir. Sophia Ranawaty, M.Si, Plt. Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Provinsi NTT Joaz B. Oemboe Wanda, SP, perwakilan Danrem 161/Wirasakti Kupang, Dandim se Provinsi NTT yang mengikuti secara luring maupun daring, Kepala BBPP Kupang, Kepala SMK PP Kupang, perwakilan BWS NTT, perwakilan Dinas PUPR Provinsi NTT, Kepala Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota se Provinsi NTT yang mengikuti secara luring maupun daring, dan Kepala Bidang/Kepala UPT Lingkup Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Provinsi NTT, dan LO seluruh kabupaten Provinsi NTT.
Kegiatan diawali dengan arahan dari Plt. Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Provinsi NTT Joaz B. Oemboe Wanda, SP sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Beliau menyampaikan melalui rapat koordinasi ini dapat dilihat kembali mengenai kesiapan maupun langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi kondisi darurat pangan di Provinsi NTT. diharapkan melalui program pompanisasi ini dapat tersalurkan tepat sasaran dan mendongkrak luas tanam padi di NTT dan dapat meningkatkan produksi beras. Beliau juga menyampaikan melalui kerja kolaboratif, integritas, dan sinergitas berbagai unsur dapat secara nyata mengatasi kondisi darurat pangan.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi sekaligus sosialisasi Keputusan Menteri Pertanian terbaru yaitu Kepmentan RI No. 243/Kpts/OT.050/M/04/2024 tentang Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan menggantikan Kepmentan No. 194/Kpts/OT.050/M/03/2024. Materi disampaikan oleh Kepala BSIP-TP Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si. Beliau menyampaikan pada Kepmentan terbaru terdapat sedikit perubahan pembagian LO, penambahan pendataan potensi luas sawah tadah hujan yang dapat dipompanisasi, dan penambahan tugas pendataan potensi luas areal tanam padi gogo. Beliau juga mengingatkan dalam kegiatan ini, aspek penting yaitu kecepatan pelaporan oleh LO kepada admin wilayah untuk disampaikan kepada Menteri Pertanian sehari sekali pukul 06.00 WIB melalui Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Selain itu juga disampaikan target identifikasi lahan dimana di NTT target potensi luas sawah tadah hujan yang dapat dipompanisasi sebesar 75.405 ha dan potensi luas areal tanam padi gogo sebesar 11.562 ha. Setelah acara selesai, dilakukan survei salah satu sumber air yang terletak di desa Sumlili kecamata Kupang Barat kabupaten Kupang. Melalui kerja bersama seluruh jajaran pemerintah maka tanggung jawab ini dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Sehingga program pompanisasi ini dapat diwujudkan dan mengatasi darurat pangan di Indonesia.