Upayakan Peningkatan PAT, Adakan Penguatan Kapasitas Penerap Standar di Kecamatan Kupang Timur
Naibonat, 16 Oktober 2024, sebagai upaya peningkatan Perluasan Areal Tanam (PAT) BSIP NTT mengadakan kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Mendukung Upaya Percepatan Tanam dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Kupang yang dilaksanakan di aula BPP Naibonat kecamatan Kupang Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BSIP NTT (Dr. Ir. Sohia Ratnawaty, M.Si), Ketua Tim Kerja Diseminasi Standar Instrumen Pertanian NTT (Ir.Irianus Rejeki Rohi, M.Si), Ketua Tim Kerja Program dan Evaluasi (Dwi Purmanto, S.ST) dan Tim BSIP NTT, Staf Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (Ujang Suryadi), dan narasumber dari BSIP Padi (Dr. Lalu M. Zarwazi) yang mengikuti secara daring via zoom meeting. Turut hadir pada kegiatan Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang (Fintobe Boko, S.P), dan Koordinator BPP Naibonat (Petrus D.N.D. Djabur, S.P), serta peserta yang terdiri dari Penyuluh Pertanian Lapangan dan Kelompok Tani yang berjumlah 75 orang.
Dalam kesempatannya Dr. Ir. Sohia Ratnawaty, M.Si menyampaikan kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian yang dilaksanakan hari ini merupakan rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada tempat sebelumnya yaitu Kecamatan Kupang Tengah. Beliau menyampaikan BSIP memiliki tugas pokok dalam penyelenggaraan koordinasi, perumusan, penerapan, dan pemeliharaan, serta harmonisasi standar instrumen pertanian. Sejalan juga dengan program pemerintah melalui Kementerian Pertanian yaitu program perluasan areal tanam dengan pompanisasi sehingga dilaksanakan kegiatan ini. Beliau juga menyampaikan terima kasih atas dukungan BPP Naibonat dalam penyelenggaraan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Lalu M. Zarwazi dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi. Beliau memberikan pemaparan tentang strategi peningkatan produksi padi untuk swasembada pangan/beras. Dalam paparannya beliau menyampaikan kondisi agroekosistem padi di Indonesia berupa keadaan tanah, kebutuhan beras nasional, luas produksi padi dan tantangan peningkatan produksi padi. Beliau juga menyampaikan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi salah satunya strategi revolusi hijau lestari dengan cara peningkatan indeks pertanaman pada daerah sub optimal tertinggal-marjinal (sawah tadah hujan, lahan kering, dan rawa).
Materi kedua disampaikan oleh Ir. Irianus Rejeki Rohi, M.Si. sebagai Manajer Pelaksana UPBS BSIP NTT. beliau menyampaikan terkait peran UPBS dalam mendukung penyediaan benih di Nusa Tenggara Timur. Beliau menyampaikan UPBS menjadi salah satu produsen benih yang mensuplai benih khususnya di NTT. dalam penyelenggaraannya, UPBS selalu berkomitmen memproduksi dan mengelola benih sumber tanaman dengan menerapkan sistem jaminan mutu.