BSIP NTT Tingkatkan PAT melalui Penguatan Kapasitas Penerap Standar di Kecamatan Takari
Takari, 18 Oktober 2024, BSIP NTT terus mengupayakan peningkatan Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Mendukung Upaya Percepatan Tanam dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Kupang. Lokasi terakhir kegiatan pada hari keempat diadakan di Kecamatan Takari, tepatnya di ruang aula BPP Takari. Kegiatan dihadiri oleh Kepala BSIP NTT (Dr. Ir. Sohia Ratnawaty, M.Si), Ketua Tim Kerja Diseminasi Standar Instrumen Pertanian NTT (Ir.Irianus Rejeki Rohi, M.Si, Ketua Tim Kerja Program dan Evaluasi (Dwi Purmanto, S.ST) dan Tim BSIP NTT, Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si) dan narasumber dari BSIP Padi (Dr. Lalu M. Zarwazi) yang mengikuti secara daring via zoom meeting. Selain itu kegiatan dihadiri oleh Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang (Vinsensius Duting, SP), Koordinator BPP Takari (Nikolaus Ndona) dan para petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serta para petani/penangkar yang berjumlah 75 orang.
Kegiatan diawali dengan laporan kegiatan yang disampaikan oleh Dr. Ir. Sohia Ratnawaty, M.Si Beliau menyampaikan kegiatan ini telah dilaksanakan pada 4 lokasi di kabupaten Kupang yang diikuti oleh para petani/penangkar dan para petugas PPL yang memiliki peran langsung kepada petani. Kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik berkat kerja sama antara BSIP NTT dan BSIP Tanaman Pangan serta petugas di BPP setempat. Harapannya melalui kegiatan ini dapat mencapai target yaitu peningkatan PAT yang menjadi program pemerintah dalam mengatasi darurat pangan di Indonesia.
Pada kesempatannya Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si menyampaikan tantangan yang dihadapi Indonesia maupun global diantaranya perang yang terjadi di negara penghasil sumber pangan yang diekspor ke negara lain, pandemi Covid-19, dan perubahan iklim serta El Nino yang berkepanjangan. Beberapa hal tersebut berdampak dalam penyediaan sumber pangan yang mencukupi sehingga terjadi darurat pangan di beberapa negara. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Pertanian berupaya untuk mengatasi darurat pangan dengan membuat beberapa kebijakan strategis, diantaranya: penyediaan alsintan, cetak lahan sawah baru, dan pembuatan jalur irigasi serta pompanisasi yang diharapkan secara langsung dapat meningkatkan PAT. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan dapat lebih menguatkan dari segi kemampuan petani dalam berusaha tani mendukung program Kementerian Pertanian.
Dalam penyampaian materinya, Dr. Lalu M. Zarwazi dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi memberikan pemaparan tentang strategi peningkatan produksi padi untuk swasembada pangan/beras. Dalam paparannya beliau menyampaikan kondisi agroekosistem padi di Indonesia berupa keadaan tanah, kebutuhan beras nasional, luas produksi padi dan tantangan peningkatan produksi padi. Beliau juga menyampaikan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi salah satunya strategi revolusi hijau lestari dengan cara peningkatan indeks pertanaman pada daerah sub optimal tertinggal-marjinal (sawah tadah hujan, lahan kering, dan rawa).
Materi kedua disampaikan oleh Ir. Irianus Rejeki Rohi, M.Si sebagai Manajer Pelaksana UPBS BSIP NTT. Beliau menyampaikan peran UPBS-BSIP NTT dalam mendukung ketersediaian benih di Nusa Tenggara Timur. Beliau menyampaikan UPBS menjadi salah satu produsen benih yang mensuplai benih khususnya di NTT. Dalam penyelenggaraannya, UPBS selalu berkomitmen memproduksi dan mengelola benih sumber tanaman dengan menerapkan sistem jaminan mutu untuk menghasilkan benih varietas unggul baru yang berkualitas.