BSIP NTT Tindaklanjuti Hasil Pengukuran Linear Tubuh Sapi di KP Lili
Kupang, 23 Agustus 2023, bertempat di KP Lili, BSIP NTT tindaklanjuti hasil pengukuran linear tubuh sapi yang sebelumnya dilakukan oleh tim kegiatan pendampingan dan pengujian penerapan standar instrumen pertanian. Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala BSIP NTT Dr. Ir. Sophia Ratnawaty, M.Si, koordinator kegiatan Ir. Onike T. Lailogo, M.Si., Ph.D, para staf fungsional yang tergabung sebagai anggota tim kegiatan, dan Kepala KP Lili Agustinus Dule Mata beserta tim.
Pertemuan diawali oleh Ir. Onike T. Lailogo, M.Si., Ph.D dengan penjelasan tujuan diadakannya pertemuan untuk mendiskusikan langkah selanjutnya berdasarkan pengolahan data hasil pengukuran linear tubuh sapi yang dilakukan sebelumnya.
Dalam kesempatannya Kepala BSIP NTT (Dr. Ir. Sophia Ratnawaty, M.Si) menyampaikan harapannya dengan kegiatan ini dapat menjadikan KP Lili sebagai percontohan pembibitan sapi bali. Tentunya berdasarkan standar yang telah ada yaitu SNI 7651-4:2020 tentang bibit sapi potong bali serta regulasi terkait. Tentunya perlu juga disiapkan infrastruktur dan strategi yang matang untuk dapat menghasilkan bibit sapi bali yang sesuai standar.
Selanjutnya Ir. Onike T. Lailogo, M.Si., Ph.D sebagai koordinator program menyampaikan hasil olah data dari pengukuran linear tubuh sapi yang telah dilakukan sebelumnya di KP Lili. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan dari 12 ekor sapi yang dilakukan pengukuran, hanya 1 calon bibit yang lolos kriteria standar SNI. Hal ini dikarenakan mayoritas sapi yang diukur memiliki umur lebih dari 24 bulan. sehingga hal ini perlu perhatian khusus terkait keputusan yang akan diambil selanjutnya.
Hal ini ditanggapi oleh Agustinus Dule Mata sebagai kepala KP Lili. Beliau menjelaskan memang kondisi sapi yang ada disiapkan untuk pembibitan yaitu calon indukan. Hal ini diperkuat oleh Dionisius Bria sebagai anggota tim di KP Lili bahwa sapi yang ada di kandang sudah berumur lebih dari 2 tahun. Akan tetapi beliau juga menyampaikan terdapat sapi anakan pertama dari indukan yang ada saat ini dan belum dilakukan pengukuran sebanyak 5 ekor.
Sehingga dari hasil diskusi diperlukan beberapa strategi, salah satunya akan dilakukan intensifikasi terhadap anakan sapi yang tersedia. Langkah pertama yaitu akan dilakukan pengukuran linear tubuh untuk dapat mengetahui kategori kelas dan jumlah pemberian pakan yang perlu diberikan. Selain itu perlu dilakukan pengamatan birahi sapi yang intensif dan pola kawin yang tepat untuk dapat mempercepat kebuntingan sapi sehingga harapannya dapat menghasilkan calon bibit sapi yang sesuai standar.